Osa Kurniawan Ilham
Akhir bulan lalu saya kembali berangkat kerja dari Bandara Juanda. Seperti biasa antrean panjang sampai 10 meter terjadi di depan boarding room karena ada pemeriksaan penumpang.
Menariknya tiba-tiba ada seorang bapak, istrinya dan juga anak gadisnya yang baru datang tapi tidak mau berbaris dalam antrean. Diantar seorang petugas bandara mereka diketemukan dengan petugas pemeriksaan yang langsung menghentikan antrean dan mempersilakan keluarga ini lebih dahulu.
Dua kali saya melihat kejadian yang sama dalam periode antre tersebut.
Minggu ini saya melihat video ibu mantan perwira tinggi menampar petugas pemeriksaan bandara.
Saya belum mendapatkan jawabannya, mengapa dalam situasi tertentu kita ingin diperlakukan beda sementara di situasi yang lain kita ingin diperlakukan sama.
Sebuah paradoks dari mahluk bernama manusia?
Kalo dijerman ada penjabat yang mau dilayani utama dan bilang: Saya ini anggota DPR atau apa aja, maka dijawab sama petugas,” ……dan saya adalah emperor dari China!” hehehe…..
Mental pejabat Indonesia (gak semuanya ya…ttp mayoritas) maunya dilayanin, dihormatin padahal mereka mustinya kerja buat rakyat bukan sebaliknya. Kl di LN pejabat gak ada yg belagu minta dilayanin, mereka sadar kok yg milih siapa dan kerja buat siapa sebenernya?
Mental dan alhlak nya manusia Indonesia sdh terkenal dimana-mana spt itu, apa lagi di Thai sono suka belagu Raja saja, gak tahu kapan mau sadarnya demi keharuman nama bangsa.dan negara dimata Internasional
OsaKI: ndak gumun, ndak heran begitulah yg msh saja terjadi disini………..mengapa ya???
James: apakah kamu tahu jawabannya??