By Liana Safitri on 10 October, 2016 Liana Safitri Nusantara

Sekitar bulan Oktober 2012 (yang saya ingat saat itu menjelang hari raya Idul Adha) saya menerimai buletin RTISI edisi tiga yang dikirimkan dari Taiwan dengan cap pos 12 Oktober 2012. Saat itu saya tidak merasakan sesuatu yang istimewa. Sudah biasa…
By Liana Safitri on 22 September, 2016 Liana Safitri Info

Bulan Juni 2009, saya mendapat “kabar gembira” dari RTISI. Kabar gembira itu adalah, RTISI akan mengadakan acara temu pendengar di Indonesia. Kabar itu dikirimkan langsung dari Taiwan dalam amplop cokelat dengan tepian garis biru dan merah…
By Liana Safitri on 21 March, 2016 Liana Safitri Kehidupan
![[Di Ujung Samudra] Maafkan Aku yang Telah Jatuh Cinta Padamu [Di Ujung Samudra] Maafkan Aku yang Telah Jatuh Cinta Padamu](http://baltyra.com/wp-content/themes/_stylebook/timthumb.php?src=http%3A%2F%2Fbaltyra.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2016%2F03%2Fsorry-i-love-you.jpg&q=90&w=795&h=470&zc=1)
Fei Xiang menyarankan Franklin datang ke tempat ini untuk melepaskan beban di hati dan menyegarkan pikiran. Franklin menuruti saran tersebut. Dari pagi sampai siang ia sudah melihat-lihat hutan Kenting, Museum Nasional Biologi Laut dan Aquarium, Taman Alam Sheding, mercusuar…
By Liana Safitri on 4 March, 2016 Liana Safitri Kehidupan
![[Di Ujung Samudra] Bibirmu Mengalirkan Hujan dari Mataku [Di Ujung Samudra] Bibirmu Mengalirkan Hujan dari Mataku](http://baltyra.com/wp-content/themes/_stylebook/timthumb.php?src=http%3A%2F%2Fbaltyra.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2016%2F03%2Fwings.jpg&q=90&w=795&h=470&zc=1)
Perlahan-lahan Franklin mendekatkan wajahnya ke wajah Fei Yang, lalu bibir Franklin menyentuh bibir Fei Yang. Tidak tahu berapa lama mereka berciuman. Fei Yang hanya tahu jika selama itu ia menahan napas. Kalau Franklin tak segera melepaskannya, Fei Yang yakin sekali…
By Liana Safitri on 17 February, 2016 Liana Safitri Kehidupan
![[Di Ujung Samudra] Kau Begitu Memabukkan [Di Ujung Samudra] Kau Begitu Memabukkan](http://baltyra.com/wp-content/themes/_stylebook/timthumb.php?src=http%3A%2F%2Fbaltyra.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2016%2F02%2FBetel_Nut_Beauty_Stand.jpg&q=90&w=795&h=470&zc=1)
Namun permainan putar botol sudah dimulai. Kai Xiang yang pertama mendapat giliran memutar botol. Sialnya ujung botol mengarah pada Franklin! Pemuda malang itu kembali menjadi bahan tertawaan. Franklin meraih segelas anggur tanpa ekspresi dan menghabiskannya…
By Liana Safitri on 4 February, 2016 Liana Safitri Kehidupan
![[Di Ujung Samudra] Mengatasi Masalah, Menambah Masalah [Di Ujung Samudra] Mengatasi Masalah, Menambah Masalah](http://baltyra.com/wp-content/themes/_stylebook/timthumb.php?src=http%3A%2F%2Fbaltyra.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2016%2F02%2Fikatan-tali.jpg&q=90&w=795&h=470&zc=1)
Lydia benar-benar muak membaca tulisan-tulisan itu. Ia menutup layar laptop, menyingkirkan semua koran dan majalah yang selama beberapa hari menumpuk di meja. Apa ia harus menutup semua sumber informasi serta kembali ke zaman batu agar bisa melewati hari-hari dengan tenang?
By Liana Safitri on 21 January, 2016 Liana Safitri Kehidupan
![[Di Ujung Samudra] Kita Akan Menderita Sama-sama! [Di Ujung Samudra] Kita Akan Menderita Sama-sama!](http://baltyra.com/wp-content/themes/_stylebook/timthumb.php?src=http%3A%2F%2Fbaltyra.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2016%2F01%2Flife.jpg&q=90&w=795&h=470&zc=1)
Tidak ada yang menyangka jika konser piano Fei Yang yang indah justru merupakan mimpi buruk bagi Lydia dan Tian Ya. Sampai di rumah, Lydia mengempaskan tubuh dengan lemas di kursi. “Bagaimana Manajer Yang bisa datang ke konser piano Fei Yang? Ini bencana!”
By Liana Safitri on 4 January, 2016 Liana Safitri Kehidupan
![[Di Ujung Samudra] Konser Ungkapan Hati [Di Ujung Samudra] Konser Ungkapan Hati](http://baltyra.com/wp-content/themes/_stylebook/timthumb.php?src=http%3A%2F%2Fbaltyra.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2016%2F01%2Fpiano-ungkapan-hati.jpg&q=90&w=795&h=470&zc=1)
“Aku tidak pernah menyangkal kemungkinan itu, tapi aku tidak peduli! Yang bisa aku lakukan sekarang adalah berusaha sekuat tenaga mempertahankan Lydia. Untukku, untuk Louis…” Tian Ya menyandarkan tubuh ke kursi. Untuk mencairkan suasana ia berkata ringan, “Ngomong-ngomong…