By Uleng Tepu on 8 May, 2011
Uleng Tepu
Pojok Seni & Sastra

Aleya menutup diary ungunya. Nafasnya dihembuskan berat. Kalimat-kalimat yang telah lahir dari goresan penanya bisa istirah sejenak sebelum kembali berguncang oleh hentakan-hentakan tangan Aleya. Yah, itulah kebiasaan Aleya saat sedang gusar…
By Uleng Tepu on 9 March, 2011
Uleng Tepu
Kehidupan

Pedupaan telah disediakan sedari jam lima sore tadi. Orang-orang telah mengelilingi Puang Lolo, sanro yang dipanggil oleh Daeng Jarre. Asap dupa telah memenuhi bilik tempat Sarifah berbaring. Hingga jelang maghrib, ia belum juga…
By Uleng Tepu on 5 February, 2011
Uleng Tepu
Pojok Seni & Sastra

Lena mampu melihat bagaimana Disya seolah-olah masih merasakan kehidupan yang dahulu, saat Rasya, ayah mereka, masih menjadi wakil direktur sebuah perusahaan semen ternama di kota ini. Disya masih menyimpan…
By Uleng Tepu on 2 January, 2011
Uleng Tepu
Pojok Seni & Sastra

Ada jeda yang jauh antara tubuhmu dan tubuhku. Namun, sungguh itulah tarian terindahku di bawah hujan. Menatapi punggungmu, mendongak berusaha melukis wajahmu, dan menunggu senyummu…